MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN PENGAKUAN PARA AHLI ILMU DUNIA

Oleh Muhammad Ali Muhsin Rofiey Notonegoro, Ama.Spd.I.

Wakil Sekretaris MD KAHMI Kabupaten Pamekasan

Nikmat yang paling agung yang diberikan oleh Allah swt kepada umat ini adalah diutusnya Baginda Sayyidina Nabi Muhammad saw kepada mereka, Lathaiful Ma’arif Halaman 189 (Lathaiful Maarif) adalah karya Syaikh Ibnu Rajab al-Hanbali yang membahas amalan-amalan sunnah dan ibadah khusus sepanjang tahun Hijriah, yaitu dari bulan Muharram hingga Dzulhijjah. Tugas kenabian adalah tanggung jawab kemanusiaan dalam sejarah, yang mesti dijalankan dengan motif religiusitas. Bagaimana Aku Menirumu, Oh Kekasihku

Ya Muhammad, Ya Abaz Zahra Ya Jaddal Hasan Wal Hussain Oh Kekasihku sekali lagi bagaimana aku menirumu (Raden Bindoro Ali Muhsin Rofiey Notonegoro, Ama. Spd.I) 

Nabi Muhammad ﷺ‎: Pemimpin Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Menurut Ilmuwan Global

Nabi Muhammad ﷺ‎: Pemimpin Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Menurut Ilmuwan Global

Rasulullah Muhammad saw lahir di Makkah, pada Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 M). Muncul dari latar belakang sosial yang dipenuhi kebudayaan jahiliyah. Sejak usia dini, tanda-tanda kenabiannya telah diakui oleh beberapa tokoh agama saat itu.

Salah satu ramalan tentang kelahirannya datang dari pendeta Buhaira, yang memperhatikan tanda kenabian pada diri Muhammad saw saat masih muda. Sejarawan juga mencatat nubuat dalam teks-teks Yahudi dan Kristen yang meramalkan kedatangan seorang nabi akhir zaman. Di dalam karya-karya akademik semisal Muhammad: Prophet of Islam karya Montgomery Watt, disebutkan bagaimana berbagai nubuah ini menjadi bagian dari kesadaran kolektif masyarakat Semit pada masa itu.

Pada usia 40 tahun, Muhammad saw menerima wahyu pertama di Gua Hira, yang menjadi awal dari misinya menyebarkan Islam. Tantangan yang dihadapinya sangat besar. Terutama di Makkah, yang pada saat itu menentang keras ide monoteisme. Namun, hanya dalam waktu singkat, Muhammad saw berhasil mengubah tatanan sosial, politik, dan agama di Jazirah Arab.

Menurut Karen Armstrong dalam bukunya Muhammad A Biography of the Prophet, Muhammad saw bukan hanya menyebarkan agama, tetapi juga membangun tatanan masyarakat yang lebih egaliter dan berkeadilan sosial. Michael H. Hart dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History menempatkan Muhammad saw sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia. Hart berpendapat bahwa pengaruh Muhammad saw lebih besar daripada tokoh-tokoh lain, karena beliau adalah satu-satunya pemimpin yang berhasil menciptakan perubahan besar di dua bidang utama: agama dan politik.

Di dalam analisis Hart, Muhammad saw mendirikan Islam yang bukan hanya sebuah agama, tetapi juga sistem kehidupan yang menyentuh seluruh aspek sosial, ekonomi, dan politik. Hart menekankan bahwa Muhammad saw berhasil mendirikan sebuah peradaban yang mampu menyatukan berbagai suku dan bangsa dalam satu visi global.

Misteri Konsultan Politik Dari Najed

Para elit yang hadir di Darun Nadwah baru menyadari kehadiran sosok ini sesaat sebelum sidang parlemen Darun Nadwah dibuka. Pria tua yang gagah itu berdiri di depan pintu utama ruang sidang.

Will Durant, seorang sejarawan terkenal, dalam The Story of Civilization menggambarkan Muhammad saw sebagai seorang reformator sosial dan politik yang luar biasa. Durant menyatakan, Muhammad saw mampu membangun dasar-dasar sebuah negara yang tidak hanya kuat secara militer, tetapi juga adil secara sosial dan moral. Ia menganggap Muhammad saw sebagai salah satu pembangun peradaban terbesar yang pernah ada, karena keberhasilan beliau dalam mengubah masyarakat Arab yang terpecah menjadi kekuatan global, dalam waktu yang relatif singkat. Piagam Madinah, yang dibentuk Muhammad saw setelah hijrah ke Madinah, sering dikaji sebagai salah satu dokumen paling awal mengenai tatanan hukum sosial-politik yang pluralistik. Mahatma Gandhi, seorang tokoh spiritual dan politikus India dalam koran Young Hindia menyebutkan tentang sifat-sifat Rasulullah saw yang tidak dapat dipungkiri, sehingga mampu menarik hati jutaan umat manusia untuk berpegang teguh kepadanya. Bukan pedang sebagai media yang menjadikan Islam menempati posisi mulia, tetapi kesederhanaan, keikhlasan, menepati janji, keberanian dan percaya diri sebagai pembuka jalan menuju agama yang benar dan suci.

Demikian juga dengan  Michael H Hart, seorang penulis dunia yang terkenal. Dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah ia menulis, Muhammad menempati urutan nomor satu sebagai sosok paling penting dan agung dalam sejarah. Muhammad berhasil menyelesaikan risalah agamanya dan hukum-hukum yang diimani oleh semua bangsa di dunia. Ia mampu menyatukan bangsa-bangsa menjadi satu umat yang kuat.

‘Aidh al-Qarni menulis, Lamartine, seorang penyair Paris dalam bukunya Sejarah Turki mengatakan, “Tidak seorang pembesar sejarah modern pun yang mampu menyamai kegeniusan Rasulullah saw. Para pembesar yang menciptakan senjata, membuat undang-undang dan mendirikan peradaban. Mereka tidak menuai kecuali keagungan yang usang dan akhirnya runtuh bersama mereka. Namun Rasulullah saw tidak hanya sekedar sebagai pemimpin, pejabat, pembuat hukum dan pendiri pemerintahan, tetapi pembimbing umat manusia di seluruh pelosok dunia. Dengan sabar ia menghapus tradisi jahiliah meraih kemenangan dari Allah Swt.”

Menurut orientalis Perancis Gustave Le Bon dalam bukunya Peradaban Arab, ia  berkata, “Muhammad menyikapi berbagai perlakuan buruk dan penyiksaan dengan lapang dada. Ia memperlakukan kaum Quraisy yang menjadi musuhnya selama 20 tahun dengan lemah lembut. Menyelamatkan mereka dari kesesatan, menghilangkan gambar-gambar sesat di Ka’bah, membersihkan 360 patung berhala untuk dihancurkan. Lalu menjadikan Ka’bah sebagai tempat beribadah hingga sekarang ini.”

Aidh al-Qarni melanjutkan tulisannya, seorang sastrawan dunia, Leo Tolstoy berkata, “Cukup Muhammad sebagai penyelamat umatnya yang hina dari cengkraman adat tercela. Lalu dibukakan jalan menuju kemajuan dan kemuliaan. Syariatnya mampu memimpin dunia, karena selaras dengan akal dan kebijaksanaan.”

Dalam bukunya Prinsip-Prinsip Bermasyarakat, seorang filsuf Inggris, Herbert Spencer juga berkata, “Muhammad simbul dalam politik agama yang benar. Sosok yang paling jujur dan penegak amanah yang nyata. Dia selalu membimbing umat siang dan malam tanpa lelah.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *