Oleh : As’ad
Peserta PKN Internasional (Malaysia) IAI Al-Khairat Pamekasan
Prodi Perbankan Syariah
Di era globalisasi yang semakin dinamis, dunia menjadi ruang terbuka tanpa sekat. Batas antarnegara kini bukan lagi penghalang, melainkan jendela kesempatan untuk belajar, berkarya, dan memberikan kontribusi nyata. Mahasiswa Indonesia pun tak tinggal diam. Mereka tampil sebagai pionir perubahan melalui Program Kuliah Kerja Nyata (PKN) Internasional, sebuah program pengabdian yang digelar di luar negeri sebagai wujud nyata semangat keilmuan dan kemanusiaan lintas batas.
Malaysia menjadi salah satu destinasi favorit dalam pelaksanaan program ini. Kedekatan geografis, kemiripan budaya, dan hubungan historis menjadikan negeri jiran sebagai mitra ideal dalam membangun kolaborasi strategis. Namun, daya tarik Malaysia tak hanya terletak pada kesamaan latar belakang, tetapi juga pada ruang yang luas untuk pertukaran ide, inovasi, dan pengembangan kapasitas global.
IAI Al-Khairat Pamekasan Cetak Sejarah Pertama Kalinya Mahasiswa PKN Diberangkatkan ke Malaysia. Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Pamekasan kembali menorehkan langkah maju dalam pengembangan akademik dan internasionalisasi pendidikan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kampus, IAI Al-Khairat memberangkatkan delegasi mahasiswa untuk mengikuti program Perkuliahan Kerja Nyata (PKN) di luar negeri, tepatnya di Malaysia.
Pemberangkatan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan institusi, sekaligus membuka peluang lebih luas bagi mahasiswa untuk belajar sambil mengabdi dalam skala global. Melalui program ini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menerapkan ilmu di tengah masyarakat internasional, tetapi juga menjadi duta kampus dan daerah dalam menjalin kerja sama lintas negara.
Keikutsertaan mahasiswa dalam PKN internasional ini merupakan wujud nyata komitmen IAI Al-Khairat untuk mencetak lulusan yang adaptif, berwawasan global, dan siap bersaing di tengah dinamika dunia modern.
Melalui PKN Internasional di Malaysia, mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa IAI Al-khairat Pamekasan diberi kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat, menerapkan ilmu yang telah dipelajari, serta memperkaya wawasan dengan perspektif global. Mereka tak sekadar menjadi pelajar, tetapi juga pengabdi, pemimpin, dan duta bangsa membawa semangat gotong royong dan nilai-nilai luhur Indonesia ke panggung internasional.
Menyatukan Ilmu dan Pengabdian: Membawa Peran Nyata ke Ranah Global
PKN Internasional adalah manifestasi dari pendidikan yang hidup dan berdampak. Ia bukan sekadar menjalankan tugas akademik atau menyelesaikan tuntutan SKS, melainkan sebuah perjalanan lintas batas yang menggabungkan ilmu pengetahuan dengan pengabdian sosial. Mahasiswa tidak hanya bertugas sebagai pelajar, tetapi tampil sebagai pembawa perubahan dengan hati yang peduli dan pemikiran yang terbuka.
Ketika ilmu bertemu dengan aksi nyata, terbentuklah harmoni antara intelektualitas dan kemanusiaan. Program ini menjadi ruang transformasi, di mana teori-teori yang dipelajari di ruang kelas dari konsep ekonomi syariah, pendidikan karakter, hingga teknologi informasi diwujudkan dalam bentuk kontribusi nyata yang menjawab kebutuhan komunitas lintas negara.
Di Malaysia, mahasiswa Indonesia ditempatkan di berbagai institusi:
* Lembaga Pendidikan – Membantu menyusun kurikulum, memberikan pelatihan, dan mengajar bahasa Indonesia sebagai bentuk diplomasi budaya.
* Organisasi Sosial – Terlibat langsung dalam pemberdayaan masyarakat, membantu kampanye sosial, hingga ikut merancang program kesejahteraan komunitas.
* Sektor Ekonomi Mikro – Mendampingi UMKM lokal dalam digitalisasi usaha, menciptakan model bisnis inklusif, dan memberikan konsultasi berbasis keilmuan.
Tak sedikit yang menghadapi tantangan: keterbatasan bahasa, perbedaan budaya kerja, hingga adaptasi dengan sistem birokrasi lokal. Namun, justru di sanalah proses pembelajaran yang sesungguhnya terjadi. Mereka belajar untuk mendengarkan sebelum berbicara, memahami sebelum menilai, dan melayani sebelum memimpin.
Dalam ruang-ruang pengabdian inilah mahasiswa Indonesia menjadi jembatan menghubungkan nilai-nilai lokal dengan semangat global. Mereka membawa Pancasila sebagai fondasi etika, dan semangat gotong royong sebagai kekuatan sosial. Dan yang lebih membanggakan, kontribusi mereka tidak berhenti sebagai tugas kampus, tetapi menjadi bagian dari solusi dunia.
Belajar dari Kehidupan: Universitas Tanpa Dinding
Di balik kegiatan PKN Internasional tersimpan pelajaran yang tak terbungkus dalam silabus, tak terjabar dalam ujian tulis. Ia hadir lewat interaksi, tantangan, dan pengalaman hidup di negeri orang. Dalam momen-momen sederhana seperti berdiskusi dengan mitra kerja lintas budaya, beradaptasi dengan jam kerja berbeda, atau menyusun program bersama komunitas local terbentuklah karakter dan keterampilan yang tak tergantikan.
Mahasiswa yang mengikuti PKN Internasional belajar bahwa dunia tidak selalu berjalan sesuai teori. Mereka menemui kenyataan yang kompleks, menghadapi dinamika sosial ekonomi yang berubah-ubah, dan berlatih menyusun solusi kreatif dalam keterbatasan. Inilah pendidikan sejati: universitas kehidupan yang mendidik hati dan pikiran secara bersamaan.
Tinggal di negara orang bukan hanya tentang mengenal budaya lain, tetapi tentang memahami diri sendiri. Mahasiswa diuji kesabarannya, keluwesannya, dan ketangguhannya dalam menghadapi perbedaan. Mereka belajar bagaimana menjadi fleksibel tanpa kehilangan prinsip, dan bagaimana membangun jembatan empati di tengah keberagaman.
Testimoni seorang peserta dari Universitas Negeri Yogyakarta menggambarkan esensi program ini:
“PKN di Malaysia bukan hanya tentang menyelesaikan program studi, tapi tentang membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia bisa berkontribusi di kancah internasional dengan tetap membawa identitas dan semangat gotong royong.”
Pernyataan ini menjadi refleksi kolektif bahwa pendidikan tinggi bukan semata tentang gelar, melainkan tentang keberanian keluar dari zona nyaman dan berkontribusi di medan nyata. Dalam setiap langkah dan interaksi, mahasiswa Indonesia membawa nilai-nilai luhur bangsanya: gotong royong, kesantunan, dan semangat juang.
Menjadi Duta Budaya dan Intelektual: Merangkai Identitas Nusantara di Negeri Orang
Peran mahasiswa Indonesia dalam PKN Internasional tak berhenti pada transfer ilmu. Mereka juga menjadi penutur warisan bangsa, membawa semangat dan nilai-nilai luhur Nusantara ke tengah-tengah masyarakat internasional. Di Malaysia, para peserta tak hanya bekerja dan belajar mereka memperkenalkan Indonesia lewat rasa, gerak, dan makna.
Dalam berbagai kegiatan komunitas dan program kolaborasi lintas budaya, mahasiswa tampil sebagai duta seni dan pemikiran:
~ Tarian Tradisional seperti tari Saman, Tari Piring, atau Reog Ponorogo dipentaskan untuk menunjukkan dinamika dan kekayaan gerak khas Indonesia.
~ Kuliner Nusantara seperti rendang, sate, dan klepon disuguhkan untuk menjalin kehangatan dan mengenalkan cita rasa khas Indonesia yang sarat filosofi.
~ Filosofi Hidup seperti konsep gotong royong, adat basandi syarak, dan kearifan lokal dari berbagai daerah dikemas dalam diskusi reflektif dan seminar lintas komunitas.
Setiap senyuman, sapaan, dan cerita yang dibagikan menjadi simpul diplomasi budaya. Mahasiswa menjadi wajah ramah Indonesia mewakili bangsa dengan adab, intelektualitas, dan daya saing global.
Di sinilah PKN Internasional menjadi lebih dari sekadar program. Ia adalah panggung bagi generasi muda Indonesia untuk menunjukkan bahwa budaya bukan warisan masa lalu, tetapi bekal untuk masa depan. Dan dengan membawa nilai-nilai itu ke luar negeri, mereka tak hanya belajar dan mengabdi, tetapi juga memperkuat jati diri di mata dunia.
Harapan untuk Masa Depan: Merawat Asa, Mengukir Perubahan
Program PKN Internasional bukan sekadar sarana untuk menimba ilmu di luar negeri, tetapi medan pembuktian bahwa generasi muda Indonesia mampu menjadi problem solver sekaligus agent of change di berbagai lapisan masyarakat dunia. Mereka datang bukan hanya membawa pengetahuan, tetapi juga semangat untuk melayani dan daya juang untuk membangun.
Di negeri seberang, mahasiswa Indonesia menjelma menjadi teladan keberanian:
• Berani beradaptasi dengan sistem dan budaya baru
• Berani menyuarakan gagasan dan berdialog secara konstruktif
• Berani memberi dampak, sekecil apa pun, bagi kemanusiaan
Mereka menjadi bukti hidup bahwa pengabdian tak mengenal batas geografi, usia, maupun latar belakang. Dari ruang kelas ke ruang komunitas, dari teori ke praktik, dari lokal ke global proses ini membentuk pribadi yang visioner, tangguh, dan berakar kuat pada nilai-nilai bangsa.
Program ini ibarat jembatan emas yang menghubungkan masa kini dengan masa depan yang lebih cerah. Mahasiswa tidak hanya belajar menjadi pribadi yang kompeten secara akademik, tetapi juga menjadi pemimpin yang memahami arti tanggung jawab sosial dan global.
Bagi kamu yang tertarik mengikuti jejak ini, inilah beberapa bekal utama:
• Kompetensi akademik yang solid sebagai fondasi berpikir dan berkontribusi
• Keterampilan komunikasi lintas budaya untuk membangun jembatan pemahaman
• Semangat mengabdi sebagai ruh penggerak segala aksi sosial dan kolaboratif
Karena dalam dunia yang terus berubah, keberanian untuk mengabdi adalah nyala api yang tak mudah padam. Ia menjadikan mahasiswa Indonesia bukan hanya pengikut arus global, tetapi pencipta jejak baru: jejak yang meninggalkan dampak, harapan, dan makna.