Demo Bea Cukai Gagal: Himpunan Petani Tembakau Madura Diduga Korbankan Korlap Aksi

Ekspos.id, Pamekasan, — Rencana aksi unjuk rasa besar-besaran ke Kantor Bea Cukai Madura yang digagas oleh Himpunan Petani Tembakau Madura (HPTM) dikabarkan gagal terlaksana pada hari Rabu, tanggal 08 Okteber 2025, Pukul 10.00 WIB. Namun berubah menjadi Audensi sekitar pukul 14.00 WIB di Kantor Cukai Madura dengan perwakilan,

Setelah keluar dari Kantor Bea Cukai, Salah satu korlap aksi Zaini Werwer, menjelaskan dan memberikan apresiasi tinggi terhadap kinerja Bea Cukai Madura yang dinilai telah banyak membantu pengusaha rokok lokal, khususnya skala kecil dan menengah di wilayah Pamekasan dan sekitarnya.

Dalam keterangannya kepada media, Zaini menyebut bahwa selama dua tahun terakhir, berbagai program pendampingan, sosialisasi, hingga fasilitasi perizinan yang dilakukan Bea Cukai telah memberikan dampak nyata terhadap kelangsungan industri rokok lokal di Madura.

“Selama ini banyak yang menilai Bea Cukai hanya menindak, padahal faktanya mereka juga banyak membantu. Mulai dari pembinaan, edukasi cukai, hingga pendampingan legalitas untuk pabrik rokok kecil. Itu perlu diakui,” ujar Zaini Werwer, Kamis (9/10/2025).

Menurutnya, hubungan harmonis antara Bea Cukai dan para pelaku usaha rokok harus terus dijaga. Ia menilai pendekatan persuasif lebih efektif dibanding tindakan represif, agar pelaku industri lokal bisa tumbuh sekaligus patuh pada aturan yang berlaku.

“Kalau pendekatannya humanis, hasilnya jauh lebih baik. Banyak pengusaha kecil sekarang sudah punya izin dan bisa berproduksi secara legal. Itu berkat komunikasi yang dibangun dengan baik,” tambahnya.

Zaini juga mengajak masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu negatif terkait Bea Cukai. Ia menegaskan bahwa pembangunan industri rokok Madura memerlukan sinergi, bukan konflik.

“Kita harus jujur, kemajuan pengusaha lokal juga karena ada peran pemerintah, termasuk Bea Cukai. Kalau hanya mengandalkan demo dan tekanan, justru bisa mematikan usaha kecil,” katanya menegaskan.

Sementara Zaini Werwer, menjelaskan dengan penuh kekesalan dan sangat kecewa bahwa kemarin dibalik kegagalan tersebut, muncul isu panas bahwa organisasi petani itu justru diduga “mengorbankan” sebagian korlap aksi yang selama ini kami dikenal lantang memperjuangkan nasib petani.

Informasi yang beredar menyebutkan, sejumlah pihak dalam tubuh HPTM menuding adanya perbedaan kepentingan dan komunikasi yang tak sejalan Akibatnya, konsolidasi aksi yang sedianya akan digelar di depan Kantor Bea Cukai Madura mendadak dibatalkan, sehingga kami mengganti dengan audensi.

“Bukan gagal, tapi dibatalkan secara sepihak oleh oknum salahsatu korlap aksi HPTM, sementara itu kami sudah selidiki kebenarannya dan alhamdulillah sudah ketahuan dalangnya. Kami merasa di permainkan dari pihak internal yang justru membuat citra saya rusak,” ujar Werwer Mantan aktivis GMNI.

“Kami sudah siap turun, tapi tiba-tiba dibatalkan. Katanya ada tekanan dan negosiasi di balik layar,” keluhnya.

“Ketika saya yang selama ini jadi suara petani justru disingkirkan, berarti perjuangan mulai kehilangan arah. Jangan sampai kepentingan pribadi menenggelamkan suara rakyat,” ucaprnya.

Meski demikian, Saya yang tetap lantang menyuarakan suara petani dan masyarakat Pamekasan menegaskan bahwa perjuangan ini tidak berhenti di sini. Aksi lanjutan disebut akan disusun ulang dengan barisan yang lebih solid dan tanpa campur tangan pihak luar yang dianggap tidak konsisten, pungkasnya. (Lidi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *