Ekspos.id, Pamekasan, Seorang pemilik warung makan di depan Gudang Induk PT. Bawang Mas Group, menangis dan menjerit saya rugi sebab warungnya tidak bisa buka untuk berjualan pada waktu acara pembukaan pembelian tembakau di merihkan dengan konvoi ratusan mobil pickup dari gudang Jl. Raya Blumbungan Trasak, Dusun Barat Lorong, Desa Peltong Kecamatan Larangan Pamekasan, terpaksa tutup pada hari Minggu waktu acara pembukaan pembelian pertama. (17/8/2025).
Hal ini terjadi karena halaman warung dipenuhi kendaraan tamu undangan yang menghadiri kegiatan perdana untuk pembelian tembakau oleh gudang Bawang Mas.
Padahal, setiap hari sejak pukul 05.30 WIB, warung Ibu Holifah biasanya sudah buka dan melayani pelanggan dengan menu andalan lalapan sate serta makanan rumahan lainnya.
Namun, pada hari ini akses warung tertutup rapat oleh deretan mobil dan motor yang diparkir tanpa seizin pemilik warung.
“Tidak ada pemberitahuan, tidak ada izin sama sekali, pagi-pagi halaman warung sudah penuh kendaraan, saya tidak bisa jualan dan pelanggan saya kecewa karena tidak bisa masuk,” ujar Ibu Holifah kepada wartawan.
Sejumlah pelanggan yang sempat datang akhirnya memilih pergi lantaran tak ada ruang untuk masuk ke dalam warung, kondisi itu membuat pemilik warung merugi karena kehilangan omzet penjualan seharian penuh.
Menurut Nyai Holifah, apa yang dilakukan pihak gudang merupakan tindakan sewenang-wenang, sebagai usaha kecil yang menggantungkan hidup dari warung, ia merasa tidak dihargai dan justru dikorbankan demi kepentingan acara gudang.
“Saya hanya minta dihargai dan ada komunikasi yang baik, jangan seenaknya menutup akses usaha orang lain,” tambahnya.
Peristiwa ini kembali menyoroti persoalan klasik di daerah, ketika aktivitas usaha berskala besar kerap mengabaikan keberadaan usaha kecil di sekitarnya.
Ketidakhadiran koordinasi dan komunikasi antara pengelola gudang dan warga membuat usaha rakyat yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban.
Dalam kasus ini, kerugian bukan hanya soal hilangnya pendapatan harian, tetapi juga potensi hilangnya kepercayaan pelanggan. Situasi seperti ini, jika dibiarkan, akan memperlebar jurang antara kepentingan bisnis besar dengan kelangsungan usaha kecil yang menopang ekonomi masyarakat bawah.
Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen Gudang Tembakau Bawang Mas belum memberikan penjelasan resmi. (rina)

 
							