Forum N.G.O. Kecewa Terhadap Ketua Dewan dan Bupati Pamekasan

Oplus_131072

Ekspos.id, Pamekasan, – Unjuk rasa yang digelar Forum N.G.O.  di depan Kantor Bupati Pamekasan, Jl. Kabupaten No. 107, Kamis (18/9/2025), diwarnai kekecewaan. Ketua DPRD Pamekasan, Ali Masykur, disebut meninggalkan lokasi sebelum memberikan penjelasan kepada massa, meski sempat hadir mendampingi Bupati Kholilurrahman.

Koordinator lapangan aksi, Abdus Marhain, menilai pemerintah daerah tidak berpihak pada rakyat. Ia menyoroti kebijakan anggaran daerah yang dianggap tidak tepat sasaran.

“Tuntutan kami jelas, kenapa masyarakat harus swadaya memperbaiki jalan, sementara bupati menghabiskan APBD Rp1,03 miliar hanya untuk menginap di hotel selama setahun, Rp104,8 juta untuk kasur, dan Rp116 juta hanya untuk empat sofa jati ukir. Semua itu sudah tercatat dalam rencana anggaran,” tegas Marhain.

Kekecewaan juga disampaikan Zaini Wer Wer, Direktur Forum N.G.O. Ia menilai penjelasan Bupati Kholilurrahman mengenai harga tembakau tidak memihak kepada rakyat kecil.

“Bupati seharusnya berpihak kepada petani dan pengusaha rokok lokal. Kami minta beliau menjembatani agar biaya pita cukai lebih ringan, sekaligus menyuarakan ke pemerintah pusat supaya harga cukai murah. Kalau ini tidak dilakukan, pabrikan rokok lokal akan terus gulung tikar,” ujarnya.

Menurutnya, banyak pengusaha rokok lokal tertekan karena meski produksi masih kecil, mereka sering digerebek aparat bea cukai. “Modal pembuatan rokok sangat mahal, sementara pekerja kecil hanya mengandalkan upah dari industri lokal. Ini masalah serius,” tambah Zaini.

Orator lain, Abuyazid, menyoroti keberadaan gudang rokok milik perusahaan besar yang sudah lama beroperasi di Pamekasan.

“Gudang milik orang luar sudah puluhan tahun di sini hanya mengambil untung. Sementara petani tembakau lokal menjerit karena harga tembakau jatuh. Seharusnya bupati dan dewan lebih peka,” serunya lantang.

Abuyazid menegaskan, kesejahteraan petani tembakau sangat menentukan masa depan Pamekasan.

“Kalau petani maju, Pamekasan juga sukses. Tetapi kenyataannya, janji-janji kampanye dulu tidak sebanding dengan kenyataan sekarang,” ucapnya.

Ia juga menyebut kepemimpinan Bupati Kholilurrahman bersama Sukri gagal memperjuangkan nasib petani.

“Bupati tidak bisa menekan gudang-gudang besar seperti Gudang Garam, Sampoerna, atau Djarum. Padahal mayoritas penduduk Pamekasan adalah petani tembakau. Kami kecewa,” tutup Abuyazid dengan nada keras. (lidi/rina)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *