Ekspos.id, Pamekasan — Perjuangan Ahmad Zainundin , warga Dusun Kendal, Desa Banban, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, melawan sakit yang dideritanya selama empat tahun terakhir, menyentuh hati banyak pihak. Kisahnya yang penuh liku-liku dalam mencari pengobatan, serta keterbatasan ekonomi keluarganya, menjadi potret buram akses layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu.
Jurnalis Abuya, yang mengunjungi kediaman Ahmad Zainundin, mendapati bahwa pria tersebut mengalami kelumpuhan dari bagian punggung hingga kaki. Perjalanan pengobatannya pun berliku, dimulai dari rumah sakit di Bali, hingga dirujuk ke Surabaya. Namun, di Surabaya, ia ditolak karena tidak memiliki rekomendasi dari rumah sakit Pamekasan. Setelah melalui proses panjang dan berbelit-belit, Ahmad Zainundin akhirnya mendapatkan perawatan di Surabaya selama 20 hari, namun hanya berupa infus.
“Setelah pulang dari Surabaya, saya kembali berobat ke Pamekasan, mulai dari klinik akupuntur listrik di Tobintang, hingga ke dokter saraf di Sampang,” ungkap Ahmad Zainundin kepada Abuya. “Bahkan, hasil rontgen menunjukkan ada retak di kepala saya.”
Ahmad Zainundin hanya tinggal berdua dengan ibunya, Maysura. Keterbatasan ekonomi membuat mereka hanya mengandalkan hasil tani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maysura mengungkapkan bahwa bantuan dari pemerintah desa hanya diterima dua kali dalam setahun, dan itu pun baru tahun ini. Sebelumnya, mereka tidak pernah menerima bantuan sama sekali.
“Kami hanya mendapatkan bantuan BLT dari pemerintah kabupaten,” ujar Maysura. “Untuk program makanan lansia, kami tidak pernah mendapatkannya.”
Abuya berharap pemerintah kabupaten Pamekasan segera menindaklanjuti kondisi Ahmad Zainundin dan keluarganya. Ia mendesak agar pemerintah turun langsung ke Desa Banban untuk memberikan bantuan dan perawatan yang layak bagi Ahmad Zainundin.
“Kondisi Ahmad Zainundin sangat memprihatinkan,” kata Abuya. “Kami berharap pemerintah segera memberikan perhatian dan bantuan yang dibutuhkan.”
Kisah Ahmad Zainundin dan keluarganya menjadi cermin bahwa masih ada masyarakat yang kesulitan mengakses layanan kesehatan dan bantuan pemerintah. Diperlukan perhatian dan tindakan nyata dari pihak terkait untuk memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan haknya atas kesehatan dan kesejahteraan. (Rina)