Ekspos.id, Malang — Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Pertanian Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, menjadi tuan rumah kunjungan kerja strategis oleh Kementerian Peternakan dan Kesehatan. Acara ini berlangsung pada Selasa sore, mulai pukul 16.25 hingga 17.50 WIB, dengan dihadiri sekitar 120 peserta yang terdiri dari pejabat tinggi, akademisi, perwakilan asosiasi, hingga peternak, 10 Desember 2024.
Beberapa tokoh penting yang hadir dalam kegiatan ini di antaranya:
Dr. drh. Agung Suganda, M.Si (Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan)
Yudi Guntara (Ketua HPDKI)
Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng (Tenaga Ahli Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan)
Ir. Teguh Budiana (perwakilan asosiasi imporrtir )
Ir. Tri Melasari (Sekretaris Ditjen Peternakan)
Dr. Akbar (Kepala BPIB Singosari)
Drh. Pujo Harmadi (Kementerian Pertanian)
Dr. drh. Margani Zainuddin, M.Si (Direktur Kesmavet)
Drh. Sintang Hutaso’it, M.Si (Direktur Pembibitan dan Produksi)
Drh. Imam Suandy, HUPH (Direktur Kesehatan Hewan)
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur beserta jajaran
Perwakilan asosiasi impor daging
Para peternak HPDKI SeJawa Timur
Berfokus pada Pengembangan Peternakan Berbasis Lokal,Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. drh. Agung Sukande, M.Si, yang memberikan arahan terkait strategi pengelolaan populasi domba dan kambing di Indonesia. Dalam paparannya, Dr. Agung mengungkapkan data terbaru dari tahun 2022, yang mencatat populasi domba mencapai 15,61 juta ekor, dengan kontribusi terbesar berasal dari Jawa Barat sebanyak 9,98 juta ekor. Sementara itu, populasi kambing mencapai 18,5 juta ekor, terdiri atas 15,2 juta ekor kambing pedaging dan 3,3 juta ekor kambing perah.
Produksi daging kambing dan domba nasional juga menunjukkan peningkatan signifikan, dengan total mencapai 112,93 ribu ton, naik 2,26% dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah telah menetapkan berbagai rumpun unggulan, seperti domba Garut, domba Priangan, serta kambing Kaligesing dan Peranakan Etawa, untuk mendukung pengembangan peternakan lokal.
Dr. Agung menegaskan bahwa swasembada pangan menjadi prioritas utama pemerintah. “Kita harus menghentikan impor daging kambing dan domba, serta memprioritaskan produk lokal. Sinergi antara pemerintah, peternak, dan asosiasi sangat penting untuk mewujudkan tujuan ini,” ungkapnya.
Melanjutkan Ketua HPDKI, Yudi Guntara, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, peternak, dan pelaku usaha/importir dalam membangun pemberdayaan peternak lokal. “Kerja sama ini dapat mendorong produktivitas dan membuka peluang ekspor, sehingga sektor peternakan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di pedesaan,” ujar Yudi.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk asosiasi, perbankan, dan kementerian, sektor peternakan domba dan kambing diharapkan dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Kegiatan ini berlangsung lancar dan mendapat respons positif dari seluruh peserta. Diharapkan, hasil kunjungan ini dapat membawa dampak nyata dalam pengembangan peternakan Indonesia, khususnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan peternak lokal dan swasembada pangan nasional.
(Anan)