By: Desi Ismawati, S.Pd, M.Pd
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al Mujtama Pamekasan
Anak usia dini adalah amanah sekaligus anugerah Allah SWT yang dianugerahkan kepada setiap Di era modern yang penuh tantangan ini, pola asuh anak atau parenting menjadi isu yang sangat penting. Banyak orang tua mencari metode parenting terbaik melalui buku, seminar, bahkan media sosial. Namun, sering kali kita melupakan satu teladan agung yang sudah terbukti berhasil membentuk generasi emas: parenting ala Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bukan hanya seorang nabi, tetapi juga seorang ayah, kakek, dan pendidik yang luar biasa. Cara beliau mendidik anak-anak sarat nilai kasih sayang, kelembutan, keteladanan, dan hikmah. Nilai-nilai inilah yang seharusnya menjadi acuan utama bagi para orang tua Muslim dalam membina buah hatinya.
Parenting ala Nabi menempatkan anak sebagai amanah besar dari Allah SWT. Anak adalah titipan yang harus dijaga, dibimbing, dan dididik dengan sebaik-baiknya agar tumbuh menjadi insan beriman, berakhlak mulia, cerdas, dan bermanfaat bagi umat. Rasulullah mengajarkan bahwa proses mendidik anak dimulai bahkan sebelum anak lahir. Doa, pemilihan pasangan hidup yang baik, dan ikhtiar untuk memberikan nafkah halal adalah bentuk parenting pertama yang diajarkan Islam. Semua itu menjadi bekal agar anak lahir dalam kondisi terbaik, lahir dari lingkungan yang penuh keberkahan.
Salah satu prinsip utama parenting ala Nabi adalah kasih sayang tanpa batas. Rasulullah dikenal sangat lembut dan penyayang kepada anak-anak. Dalam sebuah hadis, diceritakan bahwa beliau sering mencium dan memeluk cucu-cucunya, Hasan dan Husain. Bahkan ketika beliau sedang salat, dan cucunya memanjat punggungnya, Rasulullah tidak segera menurunkan mereka, tetapi membiarkan hingga mereka puas bermain. Ini menunjukkan bahwa Nabi memahami betul dunia anak adalah dunia bermain, dan beliau menghormati fitrah itu.
Sayangnya, dalam realitas kini, masih ada orang tua yang menganggap menunjukkan kasih sayang secara fisik seperti memeluk atau mencium anak sebagai hal yang remeh. Padahal, sikap itu sangat penting untuk menumbuhkan rasa aman, percaya diri, dan kehangatan emosional anak. Anak yang cukup kasih sayang dari orang tua akan tumbuh menjadi pribadi yang stabil secara emosi dan mampu memberi kasih sayang pada orang lain.
Parenting ala Nabi juga menekankan pentingnya keteladanan (uswah hasanah). Rasulullah tidak pernah mendidik dengan sekadar kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata. Beliau menunjukkan kejujuran, amanah, kesabaran, dan keberanian dalam keseharian, sehingga anak-anak di sekitarnya belajar langsung dari perilaku beliau. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa pendidikan anak bukan semata lewat lisan, tetapi yang lebih kuat adalah pendidikan lewat teladan. Betapa banyak anak yang justru lebih meniru perilaku orang tuanya daripada mendengarkan nasihat mereka.
Misalnya, jika orang tua ingin anak disiplin salat, maka orang tua harus memberi contoh dengan salat tepat waktu. Jika ingin anak berkata jujur, orang tua harus jujur dalam perkataan dan perbuatan. Keteladanan adalah guru terbaik dalam mendidik anak. Dalam parenting ala Nabi, nasihat diberikan dengan lemah lembut dan penuh cinta. Rasulullah tidak pernah mencela anak-anak atas kesalahan mereka. Beliau menegur dengan cara yang mendidik tanpa merendahkan martabat anak.
Parenting ala Nabi juga mengajarkan untuk menghargai anak dan melibatkan mereka dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Rasulullah memberi penghormatan kepada anak-anak dengan memanggil mereka dengan panggilan yang baik, mendengarkan cerita mereka, bahkan meminta pendapat mereka dalam beberapa kesempatan. Dengan cara ini, anak merasa dihargai dan terdorong untuk menjadi pribadi yang percaya diri dan berani mengemukakan pendapat.
Hal lain yang sangat menonjol dalam parenting ala Nabi adalah pembiasaan ibadah sejak dini. Rasulullah menekankan pentingnya mengenalkan anak kepada Allah, menanamkan nilai tauhid, dan mengajarkan ibadah secara bertahap sesuai usia anak. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Perintahkan anak-anak kalian untuk salat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (dengan pukulan mendidik, bukan menyakiti) bila mereka meninggalkannya pada usia sepuluh tahun…” (HR. Abu Dawud). Tentu, maksud “pukulan” di sini bukan dalam arti kekerasan, tetapi sebagai bentuk penegasan pentingnya salat setelah upaya mendidik secara lisan, teladan, dan pembiasaan dilakukan.
Parenting ala Nabi juga memberi ruang yang luas bagi anak untuk bermain dan bereksplorasi. Beliau tidak pernah melarang anak-anak bermain selama tidak melanggar syariat. Dalam permainan itu, anak belajar banyak hal: keberanian, kejujuran, kerja sama, dan kecerdasan sosial. Beliau juga mendidik anak-anak agar kuat fisiknya dengan menganjurkan berenang, memanah, dan berkuda. Semua ini menunjukkan bahwa pendidikan anak dalam Islam adalah pendidikan yang holistik: mencakup aspek spiritual, emosional, intelektual, dan fisik.
Dalam mendidik anak, Rasulullah juga mengajarkan prinsip bertahap dan penuh kesabaran. Nabi memahami bahwa setiap anak memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang berbeda. Oleh karena itu, beliau tidak menuntut anak untuk sempurna secara instan. Beliau membimbing dengan penuh kelembutan dan memahami kekurangan anak. Sikap ini penting diterapkan di era kini, di mana banyak orang tua sering membandingkan anak dengan anak lain, sehingga anak merasa tertekan dan kehilangan semangat belajar.
Parenting ala Nabi juga menekankan pentingnya doa dan tawakal. Rasulullah senantiasa mendoakan kebaikan bagi anak-anaknya dan anak-anak kaum muslimin. Doa adalah kekuatan besar dalam mendidik anak, karena pada hakikatnya, hati anak berada dalam genggaman Allah SWT. Sebagus apapun usaha kita mendidik anak, hasilnya tetap Allah yang menentukan. Oleh karena itu, selain berikhtiar, orang tua harus memperbanyak doa agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang saleh dan salehah.
Parenting ala Nabi Muhammad SAW adalah model pendidikan yang menyentuh seluruh aspek perkembangan anak dengan landasan iman, kasih sayang, dan akhlak mulia. Metode ini terbukti berhasil melahirkan generasi yang luar biasa, generasi sahabat yang mampu membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. Di era modern ini, parenting ala Nabi tetap relevan dan menjadi solusi terbaik untuk membina anak-anak kita agar kelak menjadi generasi yang kuat imannya, luhur akhlaknya, cerdas pikirannya, dan tangguh mentalnya. Sudah saatnya para orang tua muslim kembali menggali dan mengamalkan ajaran Rasulullah dalam mendidik anak, demi masa depan umat yang gemilang.