Polemik Tayangan Trans7, Rugikan Kiai dan Pesantren Menuntut Keadilan

Oplus_131072

Ekspos.id, Jakarta, — Tayangan Tran7 dengan judul “Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok, Emang Gini Kehidupan Pondok?” Dinilai Merugikan pesantren. Hal tersebut diungkap oleh Ketua Punggawa Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) Jatim, Moh. Ali Muhsin.

“Tayangan video yang menampilkan Kiai Anwar Mansur Pimpinan Ponpes Lirboyo itu menyulut emosi para santri, alumni, masyarakat dan tokoh agama,” ujarnya. 

Dia menjelaskan, Tran7 telah menayangkan konten yang tidak berimbang, dan memfreaming negatif tentang kiai dan pesantren. Padahal realitas dipesantren tidak seperti yang dipublikasikan. 

“Pesantren dinarasikan negatif dan kiai juga dinarasikan kaya, karena seolah olah disebabkan dapat amplop dari masyarakat,” ungkpanya.

Padahal menurut Muhsin, amplop yang diberikan santri atau masyarakat itu, tidak masuk untuk kebutuha pribadi kiai. Justru sebaliknya, banyak uang pribadi Kiai yang dikeluarkan untuk kebutuhan  pembangunan atau operasional pesantren. 

“Itu tidak ada pakasaan dan itu bagian dari kecintaan santri kepada gurunya,” ungkpanya.

Harusnya, media itu tidak hanya melihat dari kasat mata atau kacamata luar. Tapi 

juga harus memferivikasi dan  mengetahui lebih dalam bagaimana kiai dan pesantren, segingga berita yang dipublikasikan menjadi utuh.

“Kiai itu kaya bukan karena amplop, tapi mereka banyak yang memiliki bisnis bisnis sebagai maisyah kiai,” ucapnya.

Muhsin juga menyayangkan tidak adanya klarifikasi dan verifikasi dari pihak media tersebut kepada kiai atau pesantren. Padahal menurutnya, langkah tersebut bagian dari salah satu kode etik jurnalistik yang harus diprnuhi oleh jurnalis. 

“Harusnya, terlebihdahulu ada upaya klarifikasi kepada pihak pondok sebelum berita atau konten itu dipublikasikan. Ini kan berita atau kontennya tidak berimbang sehingga sangat merugikan pihak pesantren,” ucapnya.

Muhsin menyarankan, agar pihak Tran7 segera melakukan klarifikasi. Selain itu,  meminta maaf secara terbuka, khusunya kepada kiai dan pesantren Lirboyo. Hal tersebut sebagai upaya untuk meredam emosi publik. 

“Alumni dan Santri Lirboro sudah melakukan desakan agar Tran7 segera meminta maaf, dan ini harus dipenuhi,” tukasnya. (red/lidi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *