Apakah Tashawwuf sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, atau barang baru yang masuk kategori bid’ah?
Jawab: Istilah tashawwuf dan pendidikan ilmu tashawwuf pada
zaman Rasulullah SAW masih hidup tidak dikenal secara explicit. Jadi Rasulullah SAW selama hidupnya hanya menerima wahyu (Al Qur’an) dan menyampaikan Al Qur’an apa adanya, kemudian beliau memberikan contoh dari pengamalan Al Qur’an tersebut dalam setiap lini kehidupan sehari hari. Tapi secara substansi semua yang dibahas dalam ilmu tashawwuf itu bersumber dari Al Qur’an dan contoh amaliah sehari hari Rasulullah SAW (baik bersifat qauliyah, fi’liyah maupun taqririyah).
Demikian juga dizaman Rasulullah SAW tidak ada istilah ilmu
tawhid, ilmu tajwid, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu fiqh, ilmu nahwu,
ilmu sharaf dan lain lain. Termasuk juga pembukuan Al Qur’an
dalam satu mushaf seperti saat ini, apalagi dicetak offset dan
diperjual belikan di toko buku. Jadi jika kita beranggapan bahwa
segala sesuatu (istilah) yang tidak ada di zaman Rasulullah SAW
dan para Sahabat itu bid’ah semua, dan setiap bid’ah itu dhalalah
dan masuk neraka. Maka yang sesat dan masuk neraka bukan
hanya ahli tashawwuf, tapi ahli tajwid, ahli fiqh, ahli nahwu, ahli
tafsir dan lain lainnya juga sesat dan masuk neraka. Karena semua
itu tidak ada istilahnya dizaman Rasulullah SAW.
Tapi kalau kita bicara substansi, praktek tashawwuf, fiqh, tafsir, nahwu, sharaf dan berbagai persoalan lainnya sejak awal Islam semua sudah ada, yaitu berupa uswah dalam kehidupan pribadi Rasulullah SAW tanpa nama dan tidak ada penjelasannya, lalu dikemudian hari karena ternyata begitu kompleks permasalahan yang ada dalam agama ini, maka para ulama terdahulu berijtihad dengan cara memilah milah masalah agama Islam ini sesuai dengan bidangnya masing masing. Sehingga secara bertahap muncul bermacam macam istilah dan disiplin ilmu dan amal dalam kancah kehidupan beragama ini. Dan kini kita tinggal menikmati buahnya, yaitu kemudahan kemudahan dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam tercinta ini dari segala lini dan jenis bahasannya.
By: Drs. KH. M. YUNUS A. HAMID
Moqoddam Thariqat At Tijaniyah