By: Muhammad Taqi Ja’fari
Misteri Kehidupan rahasia dibalik rahasia
1. Pancaindra. Indra alamiah manusia adalah alat pertamanya untuk mengidentifikasi. Indra menjadi sarana manusia untuk memperoleh fakta-fakta (kebenaran). Fenomena yang masuk ke dalam pikiran manusia melalui sarana pancaindra tidak selalu sama seperti kenyataan mereka yang di luar. Bau yang kita cium misalnya, tidak sama ketika masuk ke dalam diri kita. Contoh lain ketika kita merasakan sesuatu yang manis dan pesan tentangnya ditransfer ke sistem syaraf, maka syaraf kita benar- benar tidak merasakan manis itu. Syaraf-syaraf kita juga tidak berubah warna ketika kita melihat warna-warna. Tatkala kita mengangkat benda yang berat, syaraf kita tidak menjadi semakin berat. Karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa setelah masuk ke dalam (jiwa; mental; roh] manusia, tidak ada fenomena yang “mempertahankan” identitasnya.
Kita tak ragu untuk memakan makanan manis karena mengetahui rasanya manis, tetapi apakah rasa manis yang sama juga melewati sel-sel syaraf kita? Selain itu muatan dan kondisi internal yang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal juga dapat mengubah identitas faktor eksternal itu. Sebagai contoh, katakan saja kita menjumpai mayat. Apa yang kita rasakan melalui indra adalah pandangan terhadap sosok orang yang mati. Jika mayat itu adalah seorang teman dekat, akan membawa kesedihan sedangkan kalau dia musuh, akan menyenangkan kita. Ternyata ada dua reaksi berbeda terhadap satu fenomena. Karena itu betapa faktor internal dapat memengaruhi persepsi kita terhadap fakta eksternal.
Kenyataannya indra alamiah manusia dijustifikasi melalui faktor internal. Artinya, fenomena yang masuk melalui indra kita diinterpretasi dan dijelaskan oleh kehendak dan pengetahuan kita sendiri.
2. Perangkat dan Alat Buatan Manusia membuat alat-alat dan perangkat guna membantunya mengeksplorasi bumi dan alam semesta. Penemuan teleskop, mikroskop, dan banyak peralatan lain telah menolong manusia menemukan fenomena sehingga manusia tidak perlu lagi menggunakan indranya secara langsung Faktanya tidak masalah seberapa kuat peralatan tersebut, semuanya tetap tidak bisa mengeliminasi peran indra dan kondisi internal manusia. Aneka peralatan itu tidak dapat mengubah pikiran menjadi kaca yang melintaskan benda-benda ke dalam diri tepat sebagaimana [hakikat] dianya. Alasan untuk hal ini adalah:
a) Perangkat dan alat-alat tersebut adalah buatan manusia. sehingga semua itu bergantung pada seleksi dan eliminasi manusia.
b) Apa yang direfleksikan alat-alat dan perangkat itu kepada manusia dibatasi oleh keadaan dan suasana tertentu. Misalnya, perangkat itu merefkleksikan bulu serangga, tubuh manusia, suhu, kulit, dan lainnya, yang masing-masing melalui cara berbeda. Setiap modifikasi oleh kaca pembesar dapat memengaruhi tampakan fenomena yang diamati.
c) Bahkan jika alat-alat dan perangkat buatan itu merefleksikan fakta-fakta sebagaimana mereka (apa adanya), lintasan jalan internal yang harus mereka lalui akan memengaruhi mereka. Sebab, mereka diterima oleh indra dan pikiran manusia.
3. Bakat-bakat dan kekuatan bawaan manusia. Sepert kecerdasan, kebijaksanaan, imajinasi, dan pemikiran dapat jug berfungsi sebagai alat-alat penemuan.