Ekspos.id, Jawa Timur – Pilkada serentak tinggal menghitung bulan. Atmosfer politik kian menyengat malalui berbagai isu-isu politik lokal. Sebut saja fenomena nama Ahmad Baidowi, kian hari kian santer menjadi buah bibir masyarakat Jawa timur.
Prof. Dr. Zainuddin Syarif, sebagai pakar politik islam menyampaikan, bahwa politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Bidowi berpotensi maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur 2024. Tentu, menjadi lawan berat Khofifah mantan gubernur jawa timur yang maju kembali sebagai calon gubernur peroide 2024-2029, bulan November 2024.
Achmad Baidowi, kebanggaan rakyat jawa timur sangat punya peluang besar sekali for Jatim 1 sebagai perwakilan akademisi, agamis dan fraktisi politik. Terbukti dua periode menjadi anggota DPR RI dari PPP dapil Jawa Timur XI meliputi wilayah Pulau Madura yang terdiri dari Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep
Dengan perolehan suara Badowi sebagai Caleg DPR RI dari Jawa Timur Wilayah Madura berhasil meraih 359.189 suara, dan termasuk nomor urut kedua dari Sa’id Abdullah politisi PDIP yang berhasil meraih 528.815 suara, setengah juta pemilh, namun PPP di Pemilu 2024 tak mampu melebihi ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Dia gagal menjadi DPR RI, namun PPP tetap optimis dalam sidang MK nanti akan masuk di senayan.
“Pengalaman Baidowi dari pemerintahan menjadi anggota legislatif dua kali periode sudah teruji bahkan dari ketokohannya sangat mengakar sehingga berpotensi bisa menang untuk Jatim 1”. ucap Zianuddin Syarif, kepala Satuan Pengawas Internal (SPI) IAIN Madura.
Dari latar belakang kecakapan keorganisasian, Baidowi dilihat sejak menjadi mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin Pernah menjadi aktivis HMI, bahkan sekarang masih aktif menjadi pengurus KAHMI Pusat dan pernah menjadi ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB).
Karir politik Baidowi bisa dibilang muncer, bahkan saat ini sudah masuk sebagai tokoh nasional juga diterima di kalangan tua termasuk pemilik pesantren, pemiliki lembaga, dan tokoh masyarakat daerah tapal kuda (banyuangi, jember, bondowoso, situbondo dan lumajang). “Pendukung sudah bisa di pastikan cukup besar untuk dia menjadi bakal calon Gubernur Jawa Timur”, ungkap Prof. Zainuddin Syarif, Ketua Umum DPP PERADABAN Pusat.
PPP tidak bisa untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Jatim sendirian, namun harus mencari koalisi partai lain, dengan pendekatan persuasif bisa berkoalisi dengan partai PDIP seperti apa yang telah di sampaikan oleh Sa’id Abdullah, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian sampai sekarang. Kalau PPP dan PDIP berkoalisi menjadi menarik untuk jawa timur karena Riligius dan Nasionalis adalah pasangan yang sangat pantas dan serasi untuk masa depan Jawa Timur yang baik kedepan.
Sangat menarik pesta demokrasi Jawa Timur saat ini, karena Baidowi pendatang baru akan menjadi lawan berat Khofifah Indar Parawansah, sebab koalisi PPP dan PDIP dengan analisa politik pasangan Nasionalis dab Religius untuk Jatim 1, perjuangan butuh kerja ekstra sebab permainan politik sekarang beda dengan perpolitikan sebelumnya. Dan saatnya memang religius-nasionalis atau nasionalis-religius itu menjadi sebagai sinergitas untuk Jawa Timur Kedepan.
Wacana yang ditelorkan adalah “Religius-nasionalis itu menjadi sebuah yang tidak bisa dipisahkan. Jadi, kalau ansih pada religiusitas masyarakat agak berat dalam pendidikan. Kalau nasionalis semata, kemudian meninggalkan religius, itu berat juga. Maka, sinergitas dua sayap ini yang kemudian kita kepahkan menjadi suatu sinergisitas”. Pungkas Zainuddin. (el)