Yasa Gegaman Keris Nuswantoro , Gelar Umbul Dungo Purwo Tinempa, Adalah Sebuah peninggalan Tradisi Adiluhung

Ekspos.id, Malang  Singosari – Sebuah peristiwa penting dalam budaya Jawa telah terlaksana pada Minggu (2/6/2024)di jalan Tumapel ,kelurahan pagentan Singosari,kabupaten malang.

Yasa gegaman atau Pembuatan keris, Khususnya Keris Nuswantoro atau keris untuk raja prosesi ritual  Umbul Dungo Purwo tinempa , tengah berlangsung di besalen Condro aji singosari di rumah salah satu  seorang empu yang bernama  Empu fanani 

Acara ini menarik perhatian banyak budayawan malang raya dan budayawan dari luar  daerah  juga dari kalangan pengrajin keris maupun para pecinta budaya Jawa.

prosesi Umbul Dungo Purwo bukanlah acara ritual untuk penempaan  keris biasa. Proses pembuatannya melibatkan berbagai tahapan yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan filosofi mendalam. Empu fanani yang di percaya dan yang telah mewarisi ilmu pembuatan keris dari leluhurnya, memulai proses penempaan dengan serangkaian ritual dan doa. Menurutnya, setiap keris memiliki roh dan makna tersendiri yang harus dihormati.

“Setiap pukulan palu pada bilah keris ini diiringi dengan doa dan meditasi. Tujuannya adalah untuk menyatukan energi alam semesta dengan besi yang ditempa, sehingga keris ini tidak hanya kuat secara fisik tetapi juga memiliki kekuatan spiritual,” ungkap empu fanani

Tradisi pembuatan keris seperti ini telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Jawa. 

 Keris tidak hanya dianggap sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan, keberanian, dan kebijaksanaan. 

Dalam acara ini, hadir pula beberapa tokoh masyarakat dan budayawan yang turut memberikan dukungan dan penghormatan

Menurut bunda naning suryaning, seorang budayawan Singosari malang, pembuatan Keris Melalui ritual  Umbul Dungo Purwo adalah manifestasi dari harmoni antara manusia dan alam. “Keris ini dibuat bukan hanya dengan tangan, tetapi dengan hati. Ia menjadi simbol hubungan yang erat antara manusia dengan leluhurnya serta alam semesta,” jelasnya.

Proses penempaan keris ini akan berlangsung selama beberapa bulan . Setiap tahapan dilakukan dengan teliti dan penuh kesabaran. Empu fanani berharap, keris yang dihasilkan nanti akan menjadi salah satu mahakarya yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya dan tradisi Jawa.

Dengan adanya peristiwa seperti ini, diharapkan masyarakat semakin memahami dan menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam setiap warisan budaya. Keris Nuswantoro atau keris untuk raja melalui prosesi Umbul Dungo Purwo bukan sekadar benda pusaka, tetapi juga cermin dari jati diri dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *